Kamis, 16 Februari 2012

MANAJEMEN STRATEGIK

Oleh Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.

“Strategic” adalah Strategy and Tactic. Strategy adalah the overall plan for deploying resources to establish a favorable position. Dan Tactic adalah a scheme for a specific maneuver. Kerangka dasar manajemen strategis adalah sebagai berikut:

Manajemen Strategis adalah tentang bagaimana mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Dengan definisinya sebagai Ilmu pengetahuan dan seni perumusan dalam menerapkan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan suatu Organisasi—seperti UKM—untuk mencapai tujuannya telah menimbulkan Istilah ” Manajemen Strategis” yang bersinonim dengan ” Perencanaan Strategis.”

Namun Manajemen Strategis: lebih sering digunakan di dalam dunia akademis, sedangkan Perencanaan Strategis lebih sering digunakan di dalam dunia bisnis. Manajemen Strategis mengacu pada: perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Sedangkan Perencanaan Strategis mengacu pada: perumusan strategi.

Secara bertahap Manajemen Strategik dikembangkan dalam: Tahap I Perumusan strategi meliputi Visi dan Misi, Peluang dan Tantangan, Kekuatan dan Kelemahan, Sasaran Jangka Panjang (Long Term), Strategi Alternatif, Pemilihan Strategi. Tahap II Implementasi strategi meliputi Sasaran Tahunan, Kebijakan, Motivasi Karyawan, Alokasi Sumber Daya. Tahap III Evaluasi strategi meliputi Peninjauan Internal dan Eksternal (Internal and external scanning), Mengukur Kinerja dan Tindakan Perbaikan.




















Jadi, Manejemen Strategis (strategic management) didefinisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. manajemen strategis terdiri atas sembilan tugas penting:

1. Merumuskan visi dan misi, termasuk pernyataan yang luas mengenai maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.

Vision: A enduring picture of what the firm wants to be and, in broad terms, what it wants to ultimately achieve. Stretches and challenges people and evokes emotions and dreams.

Effective vision statements are:

Developed by a host of people from across the organization. Clearly tied to external and internal environmental conditions. Consistent with strategic leaders’ decisions and actions.

2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan faktor kontekstual umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.

Pernyataan visi dan misi merupakan deklarasi yang tepat tentang arah yang ditentukan untuk mencapai tujuan tertentu. Elemen kunci dalam prosesn visi adalah sebuah review scan of the external and internal environmental factors (scanning factor-faktor lingkungan luar dan dalam) yang mungkin mempengaruhi perusahaan untuk beberapa tahun ke depan.

External scanning didefinisikan sebagai penelitian, analisis dan penggunaan informasi tentang event, trend dan hubungan dalam lingkungan ekternal organisasi, pengetahuan masa depan yang membantu menejeman dalam merencanakan rangkaian aksi ke depan. Lingkungan ekternal organiasi meliputi semua factor luar yang dapat mempengaruhi keberlangsungan organisasi.

Internal scanning didefinisikan sebagai penelitian, analisisi dan dan penggunaan informasi tentang sumber daya-sumber daya perusahaan/organisasi (seperti staffing, financial, inventory, facilities), iklik dan komunikasi-komunikasi dan elemen-elemen penting tertentu, pengerhaun yang membantu mananjemen dalam menentukan rangkaian aksi ke depan.

5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.

8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya yang dianggarkan di mana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur, teknologi dan sistem penghargaan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan keputusan di masa mendatang.

Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut, manajemen strategis mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait strategi perusahaan. Strategi bagi para manajer adalah rencana berskala besar dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana permainan perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan (manusia, keuangan, dan material) di masa depan, rencana tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan di mana perusahaan akan bersaing; dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.

Dimensi Keputusan Strategis

Dari keputusan-keputusan yang dihadapi oleh suatu usaha, manakah yang bersifat strategis dan oleh karenanya perlu mendapatkan perhatian dari manajemen strategis? Umumnya, masalah strategis memiliki dimensi-dimensi berikut:

Masalah strategis memerlukan keputusan manajemen puncak. Karena keputusan strategis mencakup berbagai bidang operasi suatu perusahaan, makakeputusan ini memerlukan keterlibatan manajemen puncak. Biasanya, hanya manajemen puncak yang memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi luas dari keputusan tersebut dan wewenang untuk menyetujui alokasi sumber daya yang diperlukan.

Masalah strategis memerlukan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Keputusan strategis melibatkan alokasi yang subsansial atas sumber daya manusia, aset fisik, atau dana yang harus dialihkan dari sumber-sumber internal atau diperoleh dari luar perusahaan. Keputusan-keputusan strategis tersebut membuat perusahaan memiliki komitmen terhadap tindakan-tindakan selama periode waktu yang cukup panjang. Untuk itu, keputusan-keputusan ini membutuhkan sumber daya yang substansial.

Masalah strategis sering kali mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang perusahaan. Keputusan strategis biasanya membuat perusahaan memiliki komitmen dalam jangka waktu panjang, yang umumnya adalah lima tahun. Namun, dampak dari keputusan semacam itu akan dirasakan jauh lebih panjang. Ketika perusahaan telah membuat komitmen untuk strategi tertentu, citra dan keunggulan kompetitifnya biasanya terikat dengan strategi tersebut. Perusahaan menjadi dikenal di pasar, untuk produk dan dengan teknologi tertentu. Perusahaan dapat membahayakan keuntungannya di masa lalu jika bergeser dari pasar, produk, atau teknologi ini dengna memilih strategi yang berbeda secara radikal. Dengan demikian, keputusan strategis memiliki dampak (baik maupun buruk) yang berlangsung lama terhadap perusahaan.

Masalah Strategis Berorientasi Masa Depan. Keputusan strategis dibuat berdasarkan apa yang diprediksikan oleh manajer, bukan berdasarkan apa yang mereka ketahui. Dalam keputusan-keputusan semacam itu, penekanan terutama ditempatkan pada pengembangan proyeksi yang akan memungkinkan perusahaan memilih pilihan strategi yang paling menjanjikan. Dalam lingkungan perdagangan bebas yang bergejolak dan kompetitif, ,suatu perusahaan hanya akan berhasil jika menganmbil tindakan yang proaktif (antisipatif) terhadap perubahan.

Masalah strategis biasanya memiliki konsekuensi multifungsi dan multibisnis. Keputusan strategis memliki implikasi yang rumit terhadap hampir seluruh bidang perusahaan. Keputusan mengenai hal-hal seperti bauran komsumen, penekanan kompetitif, atau struktur organisasi umumnya melibatkan sejumlah unit bisnis strategis (strategic business unit “SBU”), divisi, atau unit program perusahaan. Seluruh bidang akan dipengaruhi oleh alokasi atau relokasi tanggung jawab dan sumber daya yang diakibatkan oleh keputusan-keputusan tersebut.

Masalah strategis memerlukan pertimbangan atas lingkungan eksternal perusahaan. Seluruh perusahaan bisnis beroperasi dalam sistem yang terbuka. Perusahaan memengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi eksternal yang sebagian besar berada di luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, agar berhasil menempatkan perusahaan dalam situasi yang kompetitif, para manajer strategis harus melihat melampaui operasinya. Mereka harus mempertimbangkan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak lain yang relevan (seperti pesaing, konsumen, pemasok, kreditor, pemerintah dan tenaga kerja).

Tiga Tingkatan Strategi

Hierarki pengambilan keputusan dari suatu perusahaan umumnya terdiri atas tiga tingkatan. Pertama adalah tingkatan korporasi, yang terdiri atas dewan komisaris, eksekutif puncak, dan direktur administratif, berada di puncak hirarki. Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan serta pencapaian tujuan nonkeuangan perusahaan, seperti mempertahankan citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya. Sebagian besar sikap pada tingkat korporasi mencerminkan pandangan pemegang saham dan masyarakat secara luas.

Yang kedua adalah tingkat bisnis, yang terutama terdiri atas manajer bisnis dan korporasi. Para manajer ini harus menerjemahkan pernyataan arah dan maksud yang dirumuskan pada tingkat korporasi menjadi tujuan dan strategi yang nyata bagi setiap divisi bisnis individual atau SBU.

Bagian paling bawah atau terakhir dari hierarki pengambilan keputusan adalah tingkat fungsional, yang terutama terdiri atas manajer produk, manajer geografis atau manajer area fungsional. Mereka mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek untuk bidang-bidang seperti produksi, operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan akuntansi, pemasaran serta hubungan masyarakat. Namun, tanggung jawab utama mereka adalah menerapkan atau melaksanakan rencana strategis perusahaan. Sementara para manajer di tingkat korporasi atau bisnis memusatkan perhatiannya pada “melakukan hal yang benar”, para manajer di tingkat fungsional memusatkan perhatian mereka pada “melakukan dengan benar.” Dengan demikian mereka menangani masalah-masalah seperti efisiensi dan efektivitas sistem pada bagiannya masing-masing dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan.

Proses Manajemen Strategis

Intended versus Realized Strategies

Intended strategy refers to strategy in which organizational decisions are determined only by analysis

Realized strategy refers to strategy in which organizational decisions are determined by both analysis and unforeseen environmental developments, unanticipated resource constraints, and/or changes in managerial preferences.

Realized strategy is a combination of deliberate and emergent strategies.

Proses Manajemen Strategis

Proses Manajemen Strategis untuk Intended Strategies

Proses Manajemen untuk Emergent Strategies

Relized Strategies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar